Sebelumnya, saya memandang sosmed itu hanya sebagai media untuk bersenang-senang. Unggah foto ini-itu, mengabarkan ini-itu, atau sekadar menuliskan kata-kata agak galau. Namun, pada tahun 2020 semuanya berubah. KMO Club memantik kesadaran saya untuk membangun fondasi literasi dan optimasi socmed.
Related:
Pemandian Cipanas Garut Murah yang Sayang untuk Dilewatkan
Manfaat SEO on Page yang Wajib Blogger Pemula Tahu
Hujan Bulan Juni, Sebuah Karya dalam Lima Wahana
Sosok Pembaca Setia Ulasan Monica by Monica Rasmona
Nita, sang Penangkap dan Penebar Inspirasi lewat Tulisan
1. Perjalanan Literasi dan Optimasi Socmed
Sejak April 2020 semua berubah. Tiba-tiba saja saya punya delapan buku antologi dan buku solo. Itu berawal dari ajakan seorang teman untuk mengikuti sebuah kelas menulis online.
Awalnya ragu karena takut tidak mampu mengikuti proses pembelajarannya. Namun, dengan niat dan tekad untuk meng-upgrade diri akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan KMO Club batch 23.
Setelah bergabung dengan KMO, saya kerap mengikuti berbagai event dan lomba menulis. Dari sanalah saya menjadi buku dan buku-buku itu pada akhirnya perlu di pasarkan, kan?
Nah, hal inilah yang memantik saya untuk melakukan optimasi social media, seperti: masuk komunitas saling follow dan masuk talent management.
2. KMO Club, Buat Sejarahmu Sendiri
KMO Club adalah salah satu program berbagi dari salah satu komunitas menulis online terbesar di Indonesia, KMO Indonesia. KMO Indonesia ini didirikan oleh Tendi Murti dan Dewa Eka Prayoga.
Program berbagi ini berupa kelas online yang berlangsung 5 kali pertemuan oleh pemateri berbeda via telegram.
Kenapa free? Tidak lain karena sesuai dengan salah satu visi KMO Indonesia, KEBERMANFAATAN SECARA ILMU.
Yup, visi besar KMO adalah bagaimana dengan wasilah KMO Indonesia ini, mereka bisa berkontribusi dalam mencerdaskan bangsa dan negara Indonesia.
KMO Indonesia juga mengadakan seminar nasional setiap tahunnya dengan menghadirkan penulis-penulis ternama dan best seller yang telah berkiprah di Indonesia.
Selain kelas gratis, KMO juga mempunyai kelas premium, di antaranya:
- Kelas Ngedit Naskah
- Kelas Asik Jadi Layouter
- Kelas Jadi Buku
- Kelas Nove Online
- Kelas Berani Jadi Pujangga
- Kelas Cerpen Milenial
- Kelas Kreatif Nulis Skenario
- Kelas Fundamental Copywriting
- Kelas Jago Bikin Artikel
- Kelas Berbisnis Tulisan
- Kelas Cerita Anak
- Kelas Bisa Menulis
2.1 Materi
Pada saat itu, saya masuk KMO Club batch 23. Kemudian batch ini dibagi lagi menjadi kelompok kecil, saya kelompok 3A. Tiap kelompok mempunyai grup WA masin-masing.
Untuk materi disampaikannya di Telegram agar bisa menampung semua peserta tiap batch-nya. Materi itu meliputi:
5 Kali Pertemuan, 5 materi yang akan dibahas secara berkala dan peserta diharuskan mengikuti materi sampai selesai. kalau tidak? Rugi.
5 Mentor Terbaik, 5 mentor terbaik yang dimiliki oleh KMO Indonesia akan membimbing Anda untuk terus menggali potensi yang dimiliki.
5 Materi Penting, Yang akan membuat Anda lebih mudah berpikir lebih dalam mengembangkan ide tulisan sampai ke bagaimana menjual buku yang sudah diterbitkan.
Lalu, apa 5 materi yang akan dipelajari dan siapa pematerinya ?
Materi Pertemuan 1
IKRAR DAN MOTIVASI MENULIS
Oleh: Tendi Murti
Materi Pertemuan 2
MENEMUKAN IDE MENULIS
Oleh: Muhammad Anhar
Materi Pertemuan 3
JENIS FIKSI DAN NON FIKSI
Oleh: Ernawati Lilys
Materi Pertemuan 4
PENTINGNYA EDITING NASKAH
Oleh: Shabira Ika
Materi Pertemuan 5
TIPS DAN TRIK MARKETING BUKU
Oleh: Ade Kurniawan
Setelah kelima materi dilalui oleh para peserta, akan ada pemilihan Abang-Neng Jaga (Duta KMO Indonesia) dan pertemuan virtual via zoom bertajuk Sarasehan (Sambung Rasa Semai Persaudaraan), dan kemudian lanjut Sarapan Kata selama 30 hari.
Selain itu juga akan ada program pembuatan antologi yang bisa diikuti oleh setiap peserta yang masih bertahan hingga materi terakhir.
2.2 Sarkat (Sarapan Kata)
Dari semua rangkaian pembelajaran di KMO Club, sarkat ini menjadi bagian yang paling mendebarkan. Sesuai namanya "sarapan", tugas ini dikumpulkan setiap harinya sebelum jam 6 pagi.
Setiap hari selama 30 hari, kita dituntut menyetorkan 300 kata. Saat itu, 300 kata adalah jumlah kata yang amat banyak. Apalagi sarkat ini harus berkesinambungan, sambung-menyambung tiap harinya.
Kita bisa memilih akan menulis fiksi atau non-fiksi. Saat itu, saya memilih fiksi dengan anggapan kalau mandeg, bisa ngarang menulis apa saja yang nyangkut di otak.
Yah, walaupun belakangan saya tahu, sekalipun menulis cerita fiksi ber-genre fantasi, tetap saja alurnya harus logis. Saat itu yang terpikirkan hanya menulis dan menulis agar tidak di-kick.
Dengan sarkat ini kita dilatih untuk konsiten menulis. Dengan konsisten, insyaallah akan terbiasa. Dari yang awalnya jumlah 300 itu mengerikan, lambat laun jumlah itu tampak lebih mudah ditaklukkan.
Sarkat ini diposting di aplikasi KBM, sebuah aplikasi membaca dan menulis semacam Watpadd. Postingan ini lalu di-screeshot dan di-up ke Instagram dan Facebook. Sungguh hari-hari itu begitu hectic.
Apalagi saat berebut setor list postingan di grup WA, kegaduhannnya masih terasa sampai sekarang. Setiap orang berlomba-lomba setor terlebih dahulu karena takut tereliminasi.
Apakah saya berhasil melewatinya? Alhamdulillah dari sarkat itu saya jadi punya sebuah buku solo yang berjudul, Putri Sulungku (bukan) Musuhku
2.3 Proyek Antologi
Proyek Antologi ini menjadi proyek kelompok kecil tiap batch-nya. Kelompok itu sendirilah yang menentukan akan menulis fiksi atau non-fiksi. Kami melakukan voting dan fiksilah yang paling banyak yang memilih.
Setelah sepakat akan menulis fiksi, kami voting lagi untuk menentukan genre tulisan. Setiap orang diperkenankan untuk menyumbang ide, lalu dari ide-ide yang terkumpul dilakukan voting lagi.
Setelah genre, tibalah menentukan judul. Prosesnya sama dengan sebelumnya. Disinilah pentingnya peranan penanggung jawab grup dan ketua kelas demi kenyamanan dan ketertiban.
Untuk cover, pihak KMO menawarkan dua pilihan. Kami voting lagi untuk menentukannya. Pihak KMO telah menentukan jumlah maksimal buku antologi ini.
Jumlah maksimal tersebut dibagi jumlah anggota sehingga diketahui berapa jlembar jatah cerita pendek masing-masing orang.
Kendala yang dihadapi saat itu adalag banyaknya anggota yang mampu bertahan sehingga setiap orang hanya mendapat jatah dua halaman. Ini lebih sulit dari menulis lima halaman karena idealnya cerpen itu 5-7 halaman.
Akan tetapi, hal itu tidak mengurangi kebahagiaan saat buku antologi tersebut akhirnya sampai di pangkuan karena antologi itulah karya cetak pertama saya.
The Big Why on Blogging dan Manajemen Waktunya
Kim Tae Hyung from Zero to Hero
Lagu Romantis Peterpan, Favorit Kamukah?
Cara Merawat Skin Barrier, Nomor 5 Wajib Kamu Coba
Pengalaman Mempercantik Artikel Blog dengan Canva
3. Membangun Fondasi Literasi bersama KMO Club, Join, Yuk.
KMO club menjadi gerbang bagi saya untuk memasuki dunia literasi. Materinya membimbing saya menapaki dunia tersebut dan sarkat membuat saya belajar tentang disiplin, konsistensi, dan konsekuensi.
3.1 Motivasi
Pada Materi pertama yang disampaikan, Coach Tendi Murti memotivasi peserta untuk menulis. Kenapa kita harus menulis? Karena sudah waktunya kita membuat sebuah perbaikan.
Beliau menyebutkan terlalu banyak buku yang merusak pembaca, tetapi kita sebagai penulis terlalu sibuk dengan berpikir bahwa nulis itu bikin kaya.
Memang benar menulis itu bisa membuat kaya. Namun, kaya ini hanya efek saja. Uang itu hanya efek dari sebuah pemikiran besar kita tentang sebuah perbaikan.
Jika kita hanya terfokus pada keuntungan materil, maka Allah akan memberi dan cukup sampai disitu saja.
Akan tetapi, ketika kita punya impian besar untuk memperbaiki keadaan, banyak orang yang akan membantu kita. Masalah dana? Allah yang akan ngatur.
Ini berlaku universal, ya, tidak hanya dalam ajaran Islam, Coach Tendi meyakini di agama lain pun ada. Kegundahan beliau sekarang adalah betapa mahalnya sebuah kebenaran, betapa mahalnya sebuah kebaikan, dan betapa mahalnya sebuah perbaikan.
Hal seperti itu benar-benar membuat beliau tidak bisa tidur. Salah satu kasus yang terus membayanginya adalah guru yg dikeroyok sampai meninggal oleh murid-muridnya. Ini haus kita luruskan dan perbaiki.
Pada saat pemaparan materi, Coach Tendi mengajak peserta untuk berikrar bahwa kami menulis karena sebuah alasan agung. Alasan untuk sebuah kebaikan.
Beliau juga mengajak kami untuk kembali berpikir dan bertanya ke dalam diri kita, motivasi apa yang membuat diri kita harus menulis?
Jika hanya sekadar ingin terkenal, ingin gaya, atau ingin disanjung, beliau menyarankan untuk melakukan hal yang lain saja karena tulisan kita akan berdampak besar bagi yang membacanya.
Lalu ketika kita menulis dan akhirnya dikenal orang? Maka jadikan terkenalnya kita untuk memberi manfaat lebih besar. Kalian masih belum percaya bahwa buku kita akan berpengaruh pada orang lain?
Coba deh renungkan ini. Bukti buku-buku yang berpengaruh dan menggeser sebuah peradaban di dunia:
- Das Kapital nya Karl Mark. Gara-gara bukunya ini peradaban dunia berubah (terlepas apakah buku itu merusak atau tidaknya, ya.
- The Origin Of Species nya Charles Darwin. Buku ini berhasil membunuh banyak kulit hitam gara-gara teori Evolusinya.
- Canon of Medicine nya Ibnu Sina. Buku ini sampe skrng masih menjadi pegangan kedokteran dunia.
- (Di Indonesia) Dibawah Bendera Revolusinya Ir Sukarno.
- (Kontemporer) Bidadari Untuk Dewa nya Asma Nadia. Bagaimana seorang remaja bertahan hidup, menikah, kena penyakit langka dan menjadi miliarder.
Dan masih banyak buku-buku yang lain yang mengubah wajah dunia (baik ke arah yang lebih baik maupun ke arah yg lebih buruk). Betapa hanya dari sebuah buku, ia mampu mengubah wajah sebuah peradaban.
Selain itu, berikut beberapa alasan kenapa harus menulis:
- Menulis sedang membagi ilmu dgn orang lain.
- Sedang meninggalkan jejak untuk orang yang kita cintai.
- Menulis menjadikan hidup lebih semangat
- Menulis itu menghimpun pahala.
- Membuat lebih percaya diri
- Menulis dapat menyembuhkan dan menghambat penyakit
- Menuangkan ide yang unik
- Nemperbaiki keadaan
- Menulis berarti sedang belajar
- Membuat kita lebuh kreatif
- Sedang menuangkan impian
3.2 Ikrar
Setelah memberikan motivasi, Coach Tendi meminta kami untuk berikrar. Tadinya saya merasa malu untuk mengikrarkannya. Ada perasaan takut dianggap orang lain jemawa. Baru bisa menulis beberapa kata saja sudah mengaku sebagai penulis.
Akan tetapi, setelah ikrar ditulis justru saya merasa lebih percaya diri untuk mem-branding diri sebagai penulis. Meskipun masih seorang amatir, saya tetap bangga mennyandang status penulis.
Bukankah penulis itu bukan hanya perihal terkenal dan best seller? Selama kita konsisten menulis dan menebar kebaikan melalui tulisan, kita akan selalu layak disebut penulis.
Penutup
Belakangan saya memang tidak terlalu aktif menulis cerita fiksi, tetapi modal kepenulisan yang saya dapat dari KMO Club-lah yang membangun fondasi literasi saya. Ilmu dan pengetahuan itu tetap bermanfaat bagi saya sebagai blogger dan influencer di socmed. So, tunggu apalagi, join KMO Club, yuk!
Related:
Pengalaman Pertama Memasang Custom Domain Sendiri
Pengalaman Mendebarkan Memasang Template Pihak Ketiga
Situ Bagendit 1, Destinasi Wisata Andalan Kota Garut
Tips Memilih Taman Kanak-kanak Anti Bingung
Healing di Restoran Khas Sunda, Emang Bisa?
semangat terus mbak, ilmu yang diberikan memang sangat luar biasa dan bermanfaat, saya juga alumni KMO Club
ReplyDeleteWah, salam literasi. Batch berapa?
Delete