1. Kecipak air sejenak menimbulkan riak, lalu menghilang dan kembali meninggalkan jejak di tempat lain.
2. Rutinitas harian seringkali menyamarkan keelokan adiluhung, kebajikan agung, dan nikmat yang mengepung. Kita akan selalu butuh jeda untuk melihat dunia dengan cara berbeda.
3. Buku adalah sekutu dalam senyap. Di mataku, setiap hurufnya bertaut dengan gemerlap, membawa semua perasaan hinggap. Setelah semua lengkap, tidak mungkin aku tidak terperangkap.
4. Keindahan paripurna yang tiada dua, berkilauan jingga memanjakan netra. Keelokannya terpancar memenuhi semesta, menghangatkan jiwa-jiwa nestapa. Ialah senja yang tak pernah gagal membuatku jatuh cinta.
5. Sinar jingga berpendar di cakrawala, menggoreskan sebuah maha karya yang memanjakan mata. Angin pun berembus mesra, menggoyangkan dedaunan penuh suka.
6. Cahaya matahari menerobos masuk kamar. Kamu menghadap ke arah timur dan membiarkan rasa hangat menerpa wajah. Di dekat jendela yang terbuka kamu berdiri, menyongsong semangat baru yang dibawa sang surya.
7. Setelah bercengkrama dengan kilau-kilau pendaran cahaya mentari, senyuman tidak lepas dari wajahmu. Binar matamu menunjukkan kesiapan dan kebulatan tekad untuk menaklukan hari.
8. Sepuluh mendatangiku dengan memamerkan kesempurnaan. Ia mengajakku bermain dan menaungi dengan kehangatan. Begitu tersadar, ternyata yang ia sisakan hanya kehampaan.
9. Dia ibarat senja. Cukup datang sesaat, tetapi mampu meninggalkan rasa hangat. Hangat yang akan menemaniku mengarungi malam yang pekat.
10. Waktu terus berpacu tanpa menunggu, melenggang pergi tanpa permisi.
Post a Comment
Post a Comment